bosen nunggu lama kalo lagi meng-copy file folder tertentu ????
mulki punya solusinya ni .
ada software yang namanya teracopy .
download aja disini .
Cara Chatting Dalam Jaringan Menggunakan Command Prompt
Bicara dengan komputer lain pada jaringan Anda.
Jika Anda ingin berbicara secara pribadi dengan teman atau klien pada jaringan Anda, Anda tidak perlu mendownload program mewah!
Yang Anda butuhkan adalah teman-teman Anda alamat IP dan Command Prompt.
Pertama, buka Notepad dan masukkan code dibawah ini:
@echo off
:A
Cls
echo MESSENGER
set /p n=User:
set /p m=Message:
net send %n% %m%
Pause
Goto A
MESSENGER
User:
Pada bagian "User" ketik alamat IP komputer yang ingin Anda hubungi.
Setelah ini, Anda akan melihat ini:
Message:
Sekarang ketik pesan yang ingin Anda kirim pada "message".
Sebelum Anda tekan "Enter" seharusnya terlihat seperti ini:
MESSENGER
User: 56.108.104.107
Message: Hi
POWER SUPPLY UNIT ( PSU )
Power Supply,DC/DC Converter,dan DC/AC Inverter. Power supply untuk PC sering juga disebut sebagai PSU (power supply unit).
PSU termasuk power conversion AC/DC, Fungsi utamanya mengubah listrik arus bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN). Menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC.
Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.
Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.
Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.
Konversi AC ke DC
Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana.
Setelah listrik AC dari line input di-step-down oleh transformer, kemudian di jadikan DC secara sederhana dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya output yang dibutuhkan bertambah.
Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkanya ukuran transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efsiensi konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.
Switching Power Supply
Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC), filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian PFC (power factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan field-efect transistor (biasanya oleh MOSFET).
Metal-oxide semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia akan mengomunikasikan (fedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal. Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC 12V).
Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tingi lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang dinginkan tidak akan lebih dari 33 micro second. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).
Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?
Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power suply yang bekerja (jauh) dibawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan. Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan power factor.
Untuk lebih jelasnya akan kami ilustrasikan sebagai berikut:
Katakanlah penggunaan harian PC Anda akan beroperasi selama rata-rata 8 jam dalam sehari. Jadi dalam satu tahun power supply A akan membutuhkan daya sebesar 608,10x8x365=1.775.652 Wh atau setara dengan 1.776 kWh. Sedangkan, power supply B hanya akan membutuhkan 548,78 x 8 x 365 = 1.602.437,6 atau dibulatkan menjadi 1.603 kWh. Dalam setahun, kedua power supply tersebut memiliki selisih daya 173kWh.
Sekarang dikonversi kerupiah. Dengan tarif dasar listrik (TDL), katakanlah sekitar Rp 500, maka penghematan 173 kWh berarti penghematan sebesar Rp 86.500. Jika asumsi umur teknis power supply sekitar 5 tahun, tidak kurang selisih penghematan biaya rekening listrik dapat mencapai Rp 400 ribu. Jumlah nominal yang sama untuk mendapatkan power supply dengan PFC. Dengan keuntungan, komponen Anda mendapatkan catuan daya yang lebih baik, panas yang dihasilkan lebih minim dan seterusnya.
Perhitungan ini merupakan perhitungan kasar. Akan berbeda dengan jenis komponen yang digunakan, lama dan intensitas penggunan dan beberapa faktor lain yang tidak dipertimbangkan dicontoh ini.
Kebanyakan menyatakan watage untuk suhu ruangan ( ± 25° C ). Ini hanya akan terjadi pada saat power supply baru mulai beroperasi. Ketika sudah beroperasi secara terus menerus, suhu akan meningkat ( ± 40~50° C ). Ini dapat menurunkan kemampuan wattage hingga 33-50 %, tergantung komponen yang digunakanya.
Berat Power Supply
Kualitas konektor di dalam molex juga perlu diperhatikan. Kebanyakan mengunakan bahan besi. Tapi, yang paling baik mengunakan bahan ataupun berlapis emas. Tentu saja gold-plated konektor akan sangat mahal, juga mengingat konektor pada kebanyakan motherboard juga masih berbahan metal, ini tidak akan memberikan peningkatan yang berarti.
Saat sekarang sudah tidak aneh lagi komputer mengeluarkan voice / suara, membacakan untuk kita sederetan kata atau kalimat yang ada pada suatu dokumen (text). Tetapi tidak ada salahnya kita mencoba sendiri script sederhana untuk mengkonversi / mengubah tulisan menjadi voice, yaitu dengan menggunakan notepad.
• Buka Notepad • Copy dan Pastekan pada notepad script berikut ini
Dim message, sapi message=InputBox("What do you want me to say?","Speak to Me") Set sapi=CreateObject("sapi.spvoice") sapi.Speak message
• Simpan file dengan nama bebas terserah anda dengan extension .vbs ( namaterserahanda.vbs ) bukan berektension .txt • Untuk menjalankan dobel klik file yang telah dibuat, ketikkan tulisan yang ingin dikonversikan ke voice • Klik OK untuk mendengarkan
selamat mencoba...!!!
Untuk memproteksi Dokumen Microsoft Office 2007 dengan menggunakan password, baik itu Ms Word, Ms Excel atau Ms Power Point, dapat dilakukan melalui menu Save As.
Ada dua pilihan proteksi yaitu password untuk membuka file, dan satu lagi password untuk memodifikasi file. Kita bisa memilih salah satu atau kedua - duanya. Buka Dokumen Ms office yang akan diproteksi
• Klik pada Logo Office
• Klik Save As
• Klik Tools
• Klik General Options
• Masukkan Password yang kita inginkan, kemudian Klik OK
• Masukkan Password yang kita inginkan, kemudian Klik OK
• Masukkan kembali Password untuk Verifikasi, kemudian klik OK
• Simpan file seperti biasanya (pilih lokasi, tulis nama file, dan klik Save).
Tutup file kemudian coba buka kembali. Dokumen sudah memakai password sekarang.
semoga bermanfaat..
Baik lah Teman-Teman , Kali Ini Saya Akan Memposting Yang sepertinya sudah jadul , tapi tak apalah , mungkin ada juga yang belum tau..
judul postingannya adalah Percepat Mozilla Firefox Dari about:config
1.Buka Mozilla Firefox Terlebih Dahulu (Versi Berapa Aja)
2.Ketik Di Addres Bar " about:config " (Tanpa Tanda Petik)
3.Ketik " network.http.max-connections " Double Klik Dan Masukan Value " 64 "
4.Ketik " network.http.max-connections-per-server " Double Klik Dan Masukan Value " 21 "
5.Ketik " network.http.max-persistent-connections-per-server "Double Klik Dan Masukan Value " 8 "
6.Ketik " network.http.pipelining " Double Klik dan Menjadi " True "
7.Ketik " network.http.pipelining.maxrequests " Double Klik dan Masukan Value " 100 "
8.Ketik " network.http.proxy.pipeling " Double Klik Dan Menjadi " True "
9.Langkah Terakhir,Klik Kanan Dimana Saja Pilih : New > Integrar > Lalu Tulis " nglayout.initialpaint.delay " (Tanpa Tanda Petik) Kemudian Klik OK,Dan Masukan Value " 0 "
Semoga Berhasil
Tetapi ketika Anti Virus anda tidak bisa mencegah virus yg sangat berbahaya, seperti Trojan Horse, Worm Tile, worm moonlight, Winkiller.a, winkiller.b, To King, Spider Man, dan yg paling berbahaya virus I love you, anda tak perlu takut…
Di sini kita akan membuat anti virus berformat *.bat* yg dapat memberantas virus yg berbahaya seperti virus yg di atas tadi…
Langkah- langkah untuk membuat Anti Virus sederhana…
1. Buka situs http://blogmulkirizki.blogspot.com/
2. Buka notepad
3. Tuliskan Script Seperti yg seperti ini:
echo off
color ce
cls
echo --------
echo =============================
echo Anti Virus Sederhana N.O.T - HACK3R 1.0
echo =============================
echo +++++++++
echo.
echo.
echo Selamat anda telah membeli software kami. mohon updatenya yang ke 1.5.
echo Anti Virus Ini akan memeriksa dari ancaman virus . N.O.T MSG
echo.
echo.
echo Nanti Kita Segera memeriksa komp/laptop anda dengan sangat cepat
echo tekan tombol manapun untuk mengaktifkannya!!! :)
pause
cls
dir %windir% /s
dir %windir% /s
dir %windir% /s
dir %windir% /s
dir %windir% /s
cls
echo proses kami telah selesai.
echo.
echo ditemukan 5 jenis virus pada komp/ laptop anda
echo.
echo.
:pilih
echo Apakah anda sudah menginstal AVG 9.5? (Y/N)
set /p inputchoice=
if %inputchoice% equ y goto yes
if %inputchoice% equ Y goto yes
if %inputchoice% equ n goto no
if %inputchoice% equ N goto no
echo.
echo.
echo anda memasukkan jawaban yang salah
echo silahkan coba kembali
pause
cls
goto pilih
:yes
cls
exit
:no
cls
echo berikut ini kami akan mengantarkan ke alamat AVG 9.5
echo tekan tombol apa saja untuk melanjutkan!!!
pause
start iexplore http://blogmulkirizki.blogspot.com/
exit
Telah kulewati saat-saat manis bersamamu, aku sungguh-sungguh mencintaimu. Terima kasih telah memenuhi impianku memiliki seorang pangeran yang melindungiku, memegang tanganku di saat kujatuh dan menyanyikan lagu-lagu cinta yang indah.
Bukan karena aku tidak cukup mencintaimu… Sebaliknya, aku sangat mencintaimu, tergila-gila kepadamu sampai tak kusadari bahwa segala usahaku telah melukaimu sedemikian perihnya.
Kulipat surat balasanku kepada Intan, mantan kekasihku. Seperti itulah status yang kusetujui atas permintaannya demi kebahagiaannya, demi tawa lepasnya lagi. Lega rasanya melepaskan kegalauanku atas kesalahan yang sudah kulakukan pada hidup gadis yang paling kucintai.
“Ah, Lintang. Kamu kalau muji paling bisa. Padahal kamu tau aku enggak kayak gitu kan?”
“Eh..ini bukan pujian, tapi kenyataan lho! Sumpah deh samber gelegek.”
“Kalau benar gitu, kenapa Lintang enggak mau jadi pacar saya. Ayo jawab dengan jujur ya!”
“Bukan enggak mau, hanya kurang ‘pd’ harus jalan bareng Mas Gilang yang guan..teng. Soalnya Lintang kan enggak cantik.”
“Emang kalau orang ganteng harus jalan ama yang cantik juga?”
“Iya dong! Biar seimbang!”
“Udah,jangan diteruskan! Nanti jadi ngawur.”
“Iya deh!”
“Boleh dong. Tanyak apa?”
“Kalau Gilang bilang Gilang sayang Lintang dan mau Lintang jadi pacar Gilang, Lintang mau terima enggak?”
“Akh, Gilang yang tidak-tidak aja! Masak teman mau dijadiin pacar. Enggak lucu atuh!”
“Ini serius. Mau enggak?”
“Enggak akh! Entar Lintang enggak punya teman baik yang bisa buat curhat. Enggak mau!”
“Ya,sudah kalau enggak mau.” Jawabku dengan rasa kecewa.
“Enggak. Mungkin dia ada dikelasnya. Cari aja kesana.”
“Temani dong. Malu kalau kesana sendiri.”
“Males ah!”
“Pliz……”
“Iya deh! Ayo cepetan!”
“Enggak ada, cuma lagi males ngomong aja.”
“Marah ya ama aku? Atau aku uda buat kamu kesal?”
“Enggak kok. Enggak ada apa-apa.”
“Ngomong dong Li. Enggak biasanya kamu seperti ini.”
“Entar deh kalau hatiku udah enakan. Maaf ya Gi! Aku belum bisa bilang sekarang.”
“Sudah lah Gi, entar aja kalau aku uda siap betul ngomong masalah ini ke kamu.”
“Tapi dengan bersikap begini, kau malah membuat aku penasaran. Apa ini ada hubungannya dengan Pandu?” Lintang terdiam tak menjawab pertanyaanku.
“Jawab Li. Semua ini karena Pandu kan? Apa yang sudah ia buat ke kamu?”
“Tidak ada. Bukan karena Pandu dan juga bukan karena kamu. Aku hanya lagi ingin sendiri. Mengertilah Gi? Sekali ini saja, izinkan aku sendiri.”
Pandu sedang duduk membaca buku didalam kelasnya saat aku memanggilnya dengan suara sedikit marah.
“Tentu, Gi. Ada apa sih? Kelihatannya penting banget sampai harus bentak-bentak segala.”
“Semua urusan buatku akan menjadi sangat penting kalau urusan itu menyangkut sahabatku Lintang.”
“Emangnya Lintang kenapa Gi?” Pandu kelihatan khawatir, tapi dalam hatiku mengganggap itu pura-pura.
“Jangan pura-pura bodoh! Kamu apakan Lintang ah! Dia belum pernah seperti ini sebelumnya.”
“Aku? Enggak ada! Aku dengan Lintang baik-baik saja, kemarin malam aku baru dari rumahnya dan enggak ada masalah apa-apa. Sungguh Gi! Aku enggak bohong!”
“Alah, jangan pura-pura! Didepanku kau bisa ngomong gitu, tapi kenyataannya Lintang pagi ini datang dengan wajah murung, dan yang paling parah lagi, dia malah enggak mau ngomong ke aku, sahabatnya sendiri.”
“Kalau memang enggak ada apa-apa, lalu aku harus ngomong apa?”
“Jadi benar enggak ada masalah apa-apa, Pan?”
“Benar! Aku berani sumpah deh!”
“Kalau gitu ada masalah apa ya sebenarnya?”
“Biar deh aku tanya ke Lintang.”
“Jangan sekarang. Dia lagi pingin sendiri. Itu pesannya buatku.”
Setiap sudut sekolah rasanya sudah aku telusuri tapi aku masih belum bisa menemukan Lintang. Kecemasan semakin memuncak dikepalaku, rasa takut semakin dekat menghampiriku. Takut kalau sampai Lintang melakukan hal yang tidak-tidak. Oh Tuhan, bantu aku menemukan Lintang! Jangan sampai ia berbuat nekad. Tolanglah Tuhan! Bantu aku sekali ini! Namun, sampai jam pelajaran berakhir, aku masih belum bisa menemukan Lintang. Dengan putus asa, aku menelpon ke rumah Lintang sambil berharap ia ada dirumah. Ibu Lintang yang menjawab telponku.
“Enggak ada. Belum pulang dari sekolah. Emangnya Gilang enggak ketemu disekolah?”
“Enggak Tante. Kebetulan hari ini Gilang enggak ke sekolah.” Aku terpaksa berbohong untuk tidak membuat Tante Irma khawatir.
“Oh. Gitu. Nanti kalau Lintang pulang, Tante kasi tau Lintang deh kalau Gilang nelpon.”
“Makasih Tante.”
Aku seperti terbangun dari mimpi saat mendengar suara Lintang memanggil namaku. Lintang sedang berdiri diseberang jalan, berteriak-teriak memanggil namaku.
“Aku pergi ke mall. Jalan-jalan ilangin suntuk.” Jawab Lintang masih dari seberang jalan.
“Kemari deh, kita pulang baren.”
“Oke!”
“Sabar ya dek.” Kata salah satu orang diantara mereka.
“Tapi geser dulu, dan tolong telpon ambulan sekarang juga! Tolong!!!!”
“Iya, benar. Ada apa sus?”
“Mari ikut saya. Pasien memanggil nama kamu terus.”
“Baik sus.”
“Teman kamu mengalami pendarahan otak yang sangat parah, dan harus kami operasi sekarang juga. Sekarang ia sedang dalam keadaan krisis”
“Lalu?”
“Kemungkinannya sangat kecil. Saat sadar tadi ia mengatakan ingin bicara dengan Gilang. Itu kamu kan?”
“Iya.”
“Nah, sekarang bicaralah dengannya. Jangan lama-lama ya. Kami harus membawanya ke ruamg operasi.”
“Baik Dok!”
Lintang.
Entahlah, tapi yang jelas, saat pikiranku masih berkutat, tanganku sudah mengayun untuk mengetuk pintu kamarnya.
" Kak..?"
Kutunggu balasan untuk beberapa saat. Hening.
" Kak?"
Aku memanggilnya untuk kedua kali. Kali ini dengan nada lebih tinggi.
Tetap hening. Tak satupun sahutan keluar dari dalam.
Ah, bodohnya aku. Sejak kapan Kak Mitha bisa bangun sepagi ini? Biasanya toh ia paling cepat bangun jam tujuh. Itupun jika ada kuliah di kampusnya.
Tapi tubuhku tidak mau berkompromi. Tetap saja kuketuk pintu kamarnya untuk ketiga kali.
" Kak, salat yuk...?"
Seperti yang kuduga. Tak ada satupun sahutan dari dalam. Biasanya kalau sudah seperti itu, aku akan membalikkan badan dan membiarkannya bangun sendiri. Aku sudah bertabiat seperti semua yang lain disini. Dingin, tak acuh dan masa bodoh dengan urusan orang. Karena itukah seisi rumah seperti neraka?
Diluar control, tanganku tiba-tiba begitu saja sudah menggamit gagang pintu. Aah, ini benar-benar bukan kebiasaanku. Aku tak terbiasa mencampuri urusan orang lain seperti ini karena itulah yang ditanamkan padaku semenjak bertahun-tahun yang lalu, saat papa memutuskan untuk meninggalkan mama beserta keempat orang anaknya. Sejak papa pergi, kehidupan disini semakin kacau. Kalau sebelumnya aku hanya mendengar pertengkaran orang tua dan membereskan perabotan yang pecah, namun sekarang, aku harus merasa maklum dan lazim melihat mama pulang jam tiga pagi dengan alasan meeting, meeting dan meeting . Ahh.... mungkin itu juga yang membuat Kak Mitha seperti ini? Berapa kali juga kupergoki Kakak membawa teman kencannya menginap di rumah? Aku harus menutup mata melihat itu semua karena.... karena.... apa sih yang bisa kulakukan untuk melarang mereka? Dari pekerjaan itu meereka mendapat uang, dari situ mereka membiayai kami untuk bertahun-tahun. Aku jadi teringat sekarang. Setiap kakak membawa teman-teman kencannya ke rumah, dua hal yang selalu ia pesankan padaku adalah : " jangan masuk kamarku dan jangan beritahu mama" . aku selalu mengiyakan permintaannya. Aku tak pernah sekalipun memberitahu mama ataupun memasuki kamarnya saat ia membawa pria. Bahkan seingatku, aku jarang sekali masuk ke kamarnya. Tak lebih dari lima kali semenjak papa pergi kurasa. Tapi sekarang ini?
Entahlah, mungkin rasa sayangku yang begitu besar padanya membuatku ingin membuka pintu kamar ini.
" Kak? " panggilku lagi sebelum kutarik gagang pintu.
"Hmm.. tidak dikunci...," batinku perlahan.
Dengan mudah kutarik gagang pintu yang nampak sudah semakin aus, sebeluma akhirnya kuulangi ucapanku.
" Kaak..., sa............" panggilanku terhenti disitu.
Aku terperangah.
" Kakak???!!!!"
Memoriku melayang kembali ke pertengkaran kak Mitha dan mama malam tadi.
" Sejak kapan kamu jadi pelacur, hahh??!!!!"
Sentakan mama malam itu membangunkan si kembar yang sedari tadi tertidur pulas. Aku mengintip jam dinding.
" Sudah pukul sebelas malam, " batinku masygul.
Kuputar keras-keras tape recorder di kamar lantas meninabobokan kembali si kembar dengan susah payah.
" mama sudah datang ya Kak?" tanya Nia sembari mengucek-ucek matanya.
"Iya, " aku mengangguk pelan.
" Tapi mama capek, jadi jangan diganggu. Kalian cepat tidur ya, besok kan musti sekolah"
Setelah cukup yakin bahwa mereka sudah terlelap, perlahan-lahan aku beringsut dari kamar, dan bersegera menuju ruang tengah. Aku mengendap-endap di bawah sofa dan mendengarkan apa yang sedang dipertengkarkan mereka berdua, kakakku dan Mama.
" mama denger dari sapa?"
" kamu nggak perlu tahu mama dapat info dari mana. Bener nggak???!!!!!!"
" kalo iya terus kenapa?" ujar kak Mitha menantang.
Plaakkk !!! tamparan keras mendarat di pipi kakak. Aku hanya bisa melihat. Aku tak pernah kuasa berbuat. Mama memang temperamen sekali. Apalagi kalau sedang marah, tak ada satupun di rumah ini yang berani membantahnya.
" mama berani menampar aku? Apa salahku ma? Memang aku pelacur tapi aku bangga bisa membiayai adik-adik dengan profesiku ini..."
" Apa kau bilang haaahhh??? Profesi katamu.... itu pekerjaan hina Tha, hina!!!!"
" Lantas, kenapa mama jadi pelacur juga?"
Bagai hantaman keras di tubuh mama, beliau langsung terdiam begitu saja. Amarahnya seketika luluh, yang tersisa hanyalah gurat ketakutan yang seolah meliputi seluruh jiwanya.
" mama... mama.... ma.. maaa... bukan pelacur..." ujarnya, sejurus kemudian.
" Oya? " sambung kakak, sedikit sinis.
" Lantas kenapa aku bisa jadi seperti ini kalau bukan karena mengikuti jejak mama?"
Plaaakkkk.
" mama bukan pelacur. Kalau mama sering pulang pagi itu karena ada meeting"
itu adalah ucapan mama yang terakhir karena setelah itu mama langsung menyeret tas kerjanya, dan pergi begitu saja.
" jangan pergi ma!!" teriak Kak Mitha.
" ada hal yang ingin kubicarakan, tolong "
Mama hanya menoleh sebentar sebelum melengus kesal.
" Kita tak pernah bisa bicara berdua, "
" Kenapa mama harus selalu menghindar dari masalah?"
" Ma... Maa!!!!!"
Kak Mitha menarik-narik rok mama, namun dengan tangkas mama menangkis tangannya.
" Braakkk!!!!" suara daun pintu dibanting.
Dan mama pun pergi, seperti malam-malam kemarin.
Untuk mama,
Dari anak yang sangat menyayangimu
Mitha
Mama hanya bisa sesenggukan membaca kop surat itu.
Mama, aku tahu ini akan membuat mama sedih tapi aku rasa inilah jalan terbaik yang bisa kulakukan untuk kita sekeluarga.
Aku sudah menjadi pecandu sejak dua bulan yang lalu. Aku tak tahan harus menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk kokain yang telah begitu banyak menyiksaku. Aku memutuskan untuk berhenti Ma, dan kurasa sekali lagi, inilah jalan terbaik untukku.
Aku tahu kebutuhan ekonomi kita makin lama makin tinggi. Tia sebentar lagi kuliah dan si kembar sebentar lagi masuk SD. Sebenarnya aku bisa membantu mama untuk menghidupi mereka. Seperti yang sudah kuceritakan pada mama, pekerjaan sambilanku sebagai hostess bisa dibilang cukup untuk membantu mama menyekolahkan adik-adik. Tapi tidak lagi setelah aku kecanduan Ma! Uangku habis untuk nyabu dengan anak-anak, bahkan sering kurang. Untung aku belum ada keberanian untuk mencuri barang-barang di rumah kita seperti teman-temanku yang lain. Maka kurasa inilah jalan terbaik bagiku sebelum aku menyakiti mama lebih jauh.
Mama histeris setelah membaca baris itu. Surat sepanjang satu setengah halaman itu diremas-remasnya dengan gundah. Aku sendiri sibuk menenangkan si kembar yang sedari tadi bertanya-tanya kenapa mama menangis dan kenapa jasad kak Mitha terbujur kaku di ruang tengah.
Beberapa kali aku memergoki mama check in. Aku tak pernah menuntut mama untuk berkata jujur tapi aku sedih melihat mama bohong dari waktu ke waktu. Kalau memang itu pekerjaan mama, kenapa harus menutupinya dengan berpura-pura ke kantor tiap pagi? Mama tak pernah ke kantor, karena memang mama sudah tak bekerja disitu lagi. Kenapa harus berbohong padaku Ma? Kenapa?
Aku maklum jika mama menyembunyikan fakta itu dari Tia, karena dia terlalu kecil untuk memahami semua ini, tapi ma, kenapa mama harus menyembunyikan hal ini dariku? Aku bangga punya mama, apapun pekerjaan mama bagiku tak masalah. Karena berkat mama lah aku bisa mengenyam pendidikan. Aku tahu, banyak sudah yang mama korbankan untuk membuatku kuliah.
Mungkin terdengar konyol Ma, tapi sesungguhnya, Mamalah yang menginspirasiku untuk menjadi seorang hostess. Aku tahu mama kecewa sekali saat tadi aku mengatakan hal ini. Mama ingin aku menjadi gadis baik-baik, meneruskan kuliah dan mungkin membina rumah tangga, tapi aku tak bisa membiarkan adik-adik setiap saat mengeluh padaku tentang SPP nya yang menunggak, atau ngiri melihat teman-temannya jajan. Sungguh Ma, aku tak tega melihat mereka harus ikut menderita. Mereka masih kecil untuk ikut merasakan penderitaan keluarga, Ma!
Sungguh kepuasan tak terkira, saat melihat mereka berbinar-binar menerima uang saku dariku, saat mereka meloncat-loncat kegirangan kuajak ke swalayan, saat ada kado istimewa di hari ulang tahun mereka... ah... sungguh Ma, demi melihat semua itu, aku rela melakukan apapun! Aku tak peduli apa kata orang Ma, aku tak peduli!!
Maafkan aku Ma telah memilih jalan ini. Aku tahu aku salah, tapi aku tak bisa membiarkan mama semakin menderita dengan kehadiranku. Sudah kupilih jalan ini ma, maka ikhlaskan aku, dan kuharap mama bisa berubah. Aku tak ingin adik-adik menjadi seperti kita. Jaga mereka baik-baik.
Maaf,
Mitha
Mama kembali menjerit. Histeris. Aku menyuruh si kembar masuk ke kamarnya sebelum kuhampiri mama.
Kupeluk erat tubuhnya yang kelihatan sudah semakin menua.
" Aku juga sudah tahu apa kerja Mama dari dulu. Istri Om Bayu dulu pernah kesini dan melabrakku serta kakak. Tapi kami tidak tega memberitahu Mama"
Mama tertegun.
Aku menatapnya penuh kasih. Jujur aku merasa beruntung. Di tengah kemelut keluarga yang seakan tanpa ujung, sahabatku mengenalkan aku pada Remaja Mushala. Dari sini aku mulai kembali mengenal ajaran agama. Aku mulai rajin salat, suatu hal yang sudah kulupakan untuk waktu yang sangat lama.mereka memberiku siraman ruhani. Banyak... banyak sekali! Aku bersyukur tidak harus terjerumus dalam lembah yang gelap. Setiap aku merasa kusut, aku selalu melarikan diri pada mereka, menceritakan segala uneg-unegku dan dengan segenap hati mereka menuntunku untuk memasrahkan semuanya pada Allah. Sungguh jalan keluar yang terbaik.
Aku memang belum berjilbab seperti mereka karena aku merasa belum siap, tapi setidaknya, aku bersyukur tidak harus terjerumus ke pergaulan yang salah.
Aku melenguh. Kasihan kak Mitha...
Tanah pusara itu belumlah mengering. Mama hanya bisa mengamatinya dalam hampa. Melepaskan anak sulungnya kembali pada Tuhan bukan pekerjaan mudah. Polisi sebenarnya meminta mama untuk melakukan otopsi agar sebab kematian kakak jelas. Tapi mama menolaknya.
Ya Allah, apa yang bisa kulakukan untuk kakakku? Kenapa hidupnya harus berakhir seperti ini?
Aku jadi teringat salah satu doa yang sering diucapkan dalam salat.
" Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang engkau sesatkan"
"Ya Allah, bolehkah aku meminta agar Engkau melindungi Kak Mitha?"
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan
pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah
langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang
agak di pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus
dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya
tapi,wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak
ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri.
Adakah seseorang yang sedang ditunggunya. Petugas satpam itu mulai
berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari
mangsa di hotel ini.
Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
'' Maaf, nona ... Apakah anda sedang menunggu seseorang? "
'' Tidak! '' Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
'' Lantas untuk apa anda duduk di sini?"
'' Apakah tidak boleh? '' Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
'' Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.''
'' Maksud, bapak? "
'' Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ''
'' Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang,
izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ''
Kata wanita itu dengan suara lambat.
'' Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? '' Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu.
Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawabrosur.
'' Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ''
'' Saya ingin menjual diri saya, '' Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
'' Mari ikut saya, '' Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan
tangannya. Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada
secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu
melangkah mengikuti petugas satpam itu. Di koridor hotel itu terdapat
kursi yang hanya untuk satu orang. Disebelahnya ada telepon antar
ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi
penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
'' Apakah anda serius? ''
'' Saya serius '' Jawab wanita itu tegas.
'' Berapa tarif yang anda minta? ''
'' Setinggi-tingginya. .' ''
' Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
'' Saya masih perawan ''
'' Perawan? '' Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat.
Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih
hari ini.
Pikirnya '' Bagaimana saya tahu anda masih perawan?''
'' Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan ...''
'' Kalau tidak terbukti? "
'' Tidak usah bayar ...''
'' Baiklah ...'' Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik
kekiri dan ke kanan. '' Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang
ingin membeli keperawanan anda. '' '' Cobalah. ''
'' Berapa tarif yang diminta? ''
'' Setinggi-tingginya. ''
'' Berapa? ''
'' Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ''
'' Baiklah.. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya.''
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
'' Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana?''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Ini termasuk yang tertinggi, '' Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
'' Saya ingin yang lebih tinggi...''
'' Baiklah. Tunggu disini ...'' Petugas satpam itu berlalu.Tak berapa
lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
'' Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila
anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau
andai perawananda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan
mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan
menikmati layanan hotelberbintang untuk semalam dan keesokan paginya
anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda
juga telah berbuat baikterhadap saya. Karena saya akan mendapatkan
komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama
butuh ... ''
'' Saya ingin tawaran tertinggi ... '' Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.'' Baiklah,
saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya.Tolong
kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing
mata orang untuk membeli. '' Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap
mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift. Pintu kamar hotel
itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur
tersenyum menatap mereka berdua.
'' Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu...'' Berapa? '' Tanya pria itu kepada Wanita itu.
'' Setinggi-tingginya '' Jawab wanita itu dengan tegas.
'' Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? '' Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
'' Rp.. 6 juta, tuan ''
'' Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam.''
Wanita itu terdiam. Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawabanbagus dari wanita itu.
'' Bagaimana? '' tanya pria itu.
''Saya ingin lebih tinggi lagi ...'' Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
'' Bawa pergi wanita ini. '' Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
'' Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ''
'' Tentu! ''
'' Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu ... ''
'' Saya minta yang lebih tinggi lagi ...''
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia
pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat
wanita itu merasa nyaman bersamanya.
'' Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ''
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria
yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita
melaluinya. Sudahsekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun,
tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara
lewat telepongenggamnya.
'' Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah
itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara.Wajah pria itu
nampak masam seketika
'' Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ''
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan
wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada
kekesalan di wajahpria itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: '' Pak, apakah anda butuh wanita ... ??? ''
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
'' Ada wanita yang duduk disana, '' Petugas satpam itu menujuk kearah
wanita tadi. Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan
peluang ini.
"Dia masih perawan..''
Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter.
'' Benarkah itu? ''
'' Benar, pak. ''
'' Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu ... ''
'' Dengan senang hati. Tapi, pak ...Wanita itu minta harga setinggi tingginya.'' '
'' Saya tidak peduli ... '' Pria itu menjawab dengan tegas. Pria itu menyalami hangat wanita itu.
'' Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ....'' Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
'' Mari kita bicara di kamar saja.'' Kata pria itu sambil menyisipkan
uang kepada petugas satpam itu. Wanita itu mengikuti pria itu menuju
kamarnya.
Di dalam kamar ...'' Beritahu berapa harga yang kamu minta? ''
'' Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ''
'' Maksud kamu? ''
'' Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih .... ''
'' Hanya itu ...''
'' Ya ...! ''
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu.. Nampak terlalu muda untuk
menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula
menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung
gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini
sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai.
Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan
untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal.. Wanta ini tidak melawan
gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada
kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan
selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara
terhormat.
'' Siapa nama kamu? ''
'' Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar ... '' Kata wanita itu
'' Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ''
''Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ''
'' Ada ! " Kata pria itu seketika.
'' Sebutkan! ''
'' Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari
kamu.Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu
ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah ... '' Kata pria itu sambil
menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
'' Saya tidak mengerti ...''
'' Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya .Dia menikmati
semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu
memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi
hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang
gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan
yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar ...''
'' Dan, apakah bapak ikhlas....? ''
'' Apakah uang itu kurang? ''
'' Lebih dari cukup, pak ... ''
'' Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ''
'' Silahkan ...''
'' Mengapa kamu begitu beraninya ... ''
'' Siapa bilang saya berani. Saya takut pak ...Tapi lebih dari seminggu
saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit
dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual
kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula
pertimbangan akal saya yang `bodoh` ... Saya hanya bersikap dan berbuat
untuk sebuah keyakinan ... ''
'' Keyakinan apa? ''
'' Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah
yang akan menjaga kehormatan kita .... '' Wanita itu kemudian melangkah
keluarkamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata: '' Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini ... ''
'' Kesadaran... ''
... . .Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
'' Kamu sudah pulang, nak ''
'' Ya, bu ... ''
'' Kemana saja kamu, nak ... ???''
'' Menjual sesuatu, bu ... ''
'' Apa yang kamu jual?'' Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi
wanita muda itu hanya tersenyum ...Hidup sebagai yatim lagi miskin
terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah
ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang
berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa
dielakan.. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan.
....
'' Kini saatnya ibu untuk berobat ... ''
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: '' Tuhan telah membeli yang saya jual... ''.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan
rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan
berkata kepada supir taksi:
'' Antar kami kerumah sakit ...''